Perasaan yang kian membuncah tiap harinya ini sangat membuatku pusing tujuh keliling.
Kata mereka aku ini sedang patah hati.
Dia yang kusayangi sudak tak lagi peduli. Namun alih-alih pergi, aku masih saja berdiri ditempat dimana dia memilih berhenti.
Bukankah dia tak pernah berikrar untuk peduli kepadaku?
Bahkan secuil kata menginginkan tak pernah terlepas dari bibirnya.
Itu hanya angan dan fantasiku.
Hatiku tak pernah dan tak akan bisa berbohong pada diriku sendiri, bahwa aku berharap dia kembali menyapa dan........ Dan bukan hanya itu saja, tetapi juga memihak terhadap perasaanku.
Menyakitkan bukan?
Setelah selama ini, bahwa ternyata hanya aku yang terlalu perasa. Kamu yang aku perjuangkan malah memilih untuk diam dan seenaknya mengabaikan.
Tahu tidak seberapa besar rasa ini jatuh kepadamu?
Menunggu matahari merangkak pergi hanya untuk dijadikan olehmu tempat melepas penat yang meradang. Merindukan senandung tawamu dari ukiran-ukiran cerita yang dikatakan melalu pesan suara yang kau kirimkan.
Tahu tidak?
Kau telah menjelma berbaur dengan sel-sel darah dalam tubuhku. Kupikir semua akan berjalan baik-baik saja.
Ternyata aku salah.
Sekali lagi kamu membuat hatiku patah, dan luka lama itu kembali menganga lebar. Menangispun tak lagi bisa menenangkan derita ini.
-pixyholly
0 comments:
Post a Comment