"Kenapa ya, semakin tua manusia, rasa keberanian yang dipunya semakin berkurang?" Kakak tiba-tiba bersuara.
"Kok kakak nanya Mila, sih? Mila kan masih kecil. Bukan... Lebih tepatnya Mila jauh lebih muda dari kakak, dan Mila masih muda. Duh bukan.. Maksudnya kakak jauh lebih banyak makan garam."
"Hah? Makan garam, Mil. Aneh-aneh aja kamu. Kamu tau sendiri Kakak kan sedang diet, no sodium! HAHAHAHAHA.. Aduhh... Perut kakak sakit.." Kakak tiba-tiba terbahak.
"Ihh bukan gitu, Kak. Itu loh yang ungkapan makin tua makin banyak garam. Eh? Apasih... Ya gitu deh kak."
"Asam garam kehidupan, Mil? Hahahaa. Eh, Mil, Kakak jadi kepikiran. Garam kan asin ya bukan asam." Kakak tiba-tiba bertanya.
"Duh Kakak.... Stop bertanya yang aneh-aneh deh. Mila gak tau, Kak. Kan yang anak IPA itu Kakak bukan Mila."
"Ihh Mila... Kamu belajar bahasa Indonesia gak sih? Itu tuh pertanyaan retoris. Re-to-ris Mila... Gak perlu kamu jawab." Kakak tiba-tiba gemas.
"Lah? Daritadi Mila salah terus. Emang ya orang dewasa tuh suka menyalah-nyalahkan yang lebih muda."
"Bukan gitu, Mil. Gak ada hubungannya umur sama sikap.. Lagian daritadi Kakak gak nyalahin kamu kok. Kakak kan cuma memberi tahu supaya adik Kakak tidak keliru, Mil." Kakak berbicara panjang lebar.
"Nah! Itu berani, Kak."
"Hah? Gimana, Mil?" Kakak mengerutkan keningnya.
"Tadi kan kakak nanya Mila. Eh bukan nanya deh. Tadi kan kakak ngomong sendiri tuh, kenapa semakin tua rasa keberaniannya semakin berkurang. Nah, menurut Mila gak begitu tuh. Buktinya Kakak berani memberitahu Mila hal yang benar."
"Terus?" Kakak tidak sabar menanti kelanjutannya.
"Mila tau di media sosial banyaaaaaak banget berita hoaks yang tersebar, apalagi di grup whatsapp keluarga kita. Nah, menurut aku tindakan Kakak yang tadi itu tuh adalah tindakan yang berani. Berani berbicara untuk meluruskan kekeliruan biar orang-orang jadi tahu dan gak salah lagi."
"Beda Mila... Maksud Kakak itu berani dalam melakukan hal-hal yang besar loh.." Kakak tidak setuju ternyata.
"Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, Kak! Kalau hal yang sepele kayak gitu aja Kakak berani, pasti Kakak juga bisa untuk berani dalam 'melakukan hal-hal yang besar loh' itu. Percaya deh sama diri Kakak!"
Kakak pun terdiam dan merenungi perkataanku.
Apa aku salah bicara lagi?
Huf....
0 comments:
Post a Comment