Friday, August 3, 2018

Seorang Asing yang Kutemui

Suatu hari aku menatap tepat pada iris matanya. Ada sesuatu yang tidak biasa tertangkap, campuran warna indah yang tak bisa kulukiskan. Lalu kuberitahu kawanku.

"Lihatlah seseorang dengan mata yang indah itu"

Temanku tertawa, tak ada yang spesial menurutnya. Sama seperti mata-mata pada umumnya.

Kupikir ia tidak mengerti. Mata itu sungguh berbeda. Melihatnya saja bisa membuatku merinding, takjub dan sedih sekaligus. Ada api yang perlahan mulai redup. Layaknya lilin dengan sumbu yang mau habis dan dikelilingi dengan angin sebelum hujan.

Menariknya, ada ketenangan disana, yang kurasakan saat itu seperti ia tahu bahwa hidupnya tak lebih dari seperempat purnama, namun ia tetap berjuang hidup walau angin bersamaan ingin membunuhnya, dan hujan yang tak lama lagi akan mengguyurnya padam.

Aku sadar bahwa sepasang manik mata itu sedang memandang tajam, namun ia tak benar-benar sedang melihatku.

"Kau... Mengapa menatapku?" Kataku memecah kesunyian.

"Ah maaf, ada yang bisa saya bantu? Ah... Oh tidak. Bukan. Saya tidak sedang menatapmu, hanya saja, saya sedang menikmati kegelapan ini. Maaf jika tatapan mataku membuatmu tak nyaman"

"Gelap? Bukankah ini siang hari? Lalu bagian mana yang bisa disebut gelap?"

"Permisi." Kemudian ia pergi, meninggalkan secarik kertas dan pena di atas meja itu. Kertas itu hanya berisi dua kalimat singkat.

Maafkan aku telah menyusahkan kalian. Setidaknya, biarkan aku menghabiskan sisa waktuku sendiri.


Ditulis dalam keadaan yang tidak dapat didefinisikan.

Share:

0 comments:

Post a Comment