Friday, November 9, 2018

Jawaban dari Tekanan

Ibu tidak berjanji ombaknya akan kecil, karangnya tidak besar, dan perompak tidak menghadang. Lawan rasa takutmu, besarkan hatimu, kuatkan jiwamu, bahagiakan dirimu. Doa ibu menemani, hari ini, hingga nanti. -@nkcthi

Sekarang aku mengerti, apa maksud dari kata ibuku,

"Kamu kebanyakan ngeluh. Kamu sakit ya karena dibuat-buat. Coba sayang sama diri sendiri. Pasti gak akan ada beban di pundakmu."

Hari ini, aku lagi-lagi dibuat pusing oleh prasangka-prasangka buruk hatiku. Seharian aku sibuk mengeluh lemas, panas, sakit kepala, rasa ingin menangis, rasa ingin berteriak, ingin bercerita sebab kembali aku memikirkan hal-hal yang belum terjadi dan keburu takut dengan rintangan yang ada.

Bolak-balik aku menuju kamar Ibu dan naik ke kamarku. Aku ingin sekali bercerita kepada Ibu, namun aku bingung harus dimulai dari mana. Lagipula, aku takut bahwa ceritaku membuat beban baginya--hati kotorku mulai bermain.

Ketika ibu sedang menjalankan sholat isya, aku termenung bersama tv yang menampilkan sinetron azab yang tengah dibisukan, demi menjaga kekhusyukan sholat Ibu.

Aku kenapa sih? Rasanya kok gak enak banget ya hati. Perasaan magrib tadi aku sempat bermunajad kepada Allah juga mengangung-agungkanNya dengan membaca kitabNya. Namun kenapa rasanya masih mengganjal?

Aku harus cerita ke siapa lagi? Sudah berapa banyak manusia yang kudatangi untuk sekedar berbagi kegelisahanku? Mau sampai kapan aku bergantung kepada mereka?

Pergelutan antara malaikat dan setanpun masih berlangsung. Namun, khusus hari ini, Tuhan benar-benar memberikanku jawaban. Takdir menentukan kemenangan telak didapatkan malaikat.

Kamu terlalu banyak menuntut dirimu, Bila. Akui kelemahanmu sekarang. 

Aku lemah. Aku masih banyak kekurangan, namun aku menampik semua kelemahan tersebut dengan mengucilkannya. Aku mengabaikan kelemahanku dan berpura-pura aku adalah seorang yang superior. Bahwa aku dapat memenuhi setiap ekspektasi setiap teman-temanku. Ada kalanya aku harus berhenti, mengakui bahwa aku tidak mampu, dan aku membutuhkan mereka untuk membantu ketidakmampuanku. 

Seketika itu, beban yang tadi menghantamku keras, menguap begitu saja. Hatiku plong bukan main. Rasa panas dan pusing di tubuhku mulai mereda, walau belum sepenuhnya hilang.

Akhirnya aku menemukan jawabanku.

Lagi-lagi buku "Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini" benar.
Banyak hal sederhana dibuat rumit oleh pemikiran sendiri.

Love,

myself 

p.s. The only one who can heals you, its you.
Share:

0 comments:

Post a Comment