Thursday, December 27, 2018

Pada Cermin dan Pantulnya

Tahun ini, sudah berapa kali dipatahkan?

Aku bertanya pada pantulan cermin.

Kira-kira, sudah tak terhitung jumlahnya.

Aku masih ingat siapa saja manusia-manusia yang tak manusiawi itu. Bagaimana mereka lalu abai ketika telah berhasil menyentuh titik terapuh dalam diriku.

Hatiku yang terlalu sering terkoyak, masih berusaha untuk disembuhkan.

Bahkan aku sudah memikirkan strategi pembalasan dendam paling ampuh. Aku sudah membayangkan bagaimana tawa itu pecah ketika panah itu tepat menembus sempurna.

Namun, aku terlalu takut, pada karma yang akan mengoyak hatiku lebih kejam lagi.

Lagi-lagi aku hanya bisa meringkuk di sudut ruang, seakan terpojokkan. Mundur perlahan dengan muka tertunduk.

Biarlah.
Biarlah ini menjadi rasa sakitku saja.
Mungkin ada baiknya untukku.
Suatu hari nanti.

Share:

0 comments:

Post a Comment