Thursday, March 7, 2019

Sosok Lain yang Menghuni Duniaku

I guess I just feel likeGood things are gone. And the weight of my worries. Is too much to take on - John Mayer


Alunan musik John Mayer memenuhi seluruh pendengaranku. Pelantang telinga yang tergantung erat serta volume yang dipasang maksimal adalah temanku di kala senggang. Bukan. Kesepian lebih tepatnya. Dua kali sudah terputar lagu yang sama dan kini sebait lirik telah mengunci perhatianku.

Sisiku yang waras berteriak dalam bekapan yang lain, menyuarakan tentang kegelisahan atas kontrol yang direnggut paksa oleh mereka.

"Bodoh. Ganti lagunya, cepat! Atau kau akan kehilangan kewarasanmu." dalam otakku ia berbicara.

Nasi telah menjadi bubur. Terlambat sudah ia memperingatiku. Aku mulai menunjukkan reaksi berlebihan. Hormon serotoninku tetiba menghilang, menguap, terbang. Semua kata kerja itu menyatakan bahwa mereka tidak lagi sanggup menghadapi ketidakwarasanku.

Panik. Gelisah. Jika kau berada di depanku, mungkin dengan jelas akan terlihat bagaimana aku bersikap sekarang.


"Hai." seseorang menepuk pundakku cukup keras. Aku berjengit. Dadaku meletup-letup.

"Siapa?" tanyaku tak acuh, aku tidak mengenalnya.

"Kenapa? Kok kelihatannya kamu tidak nyaman?" aku diam.

"Kalau aku terlihat tidak nyaman, ibuku selalu memutarkan lagu ini." ia mencopot paksa pelantang telinga milikku dan mengganti dengan miliknya.

"Apa sih yang kau dengarkan?

Oh... Pantas. Sini, biar kumasukkan playlistku. Sebagai gantinya aku akan memasukkan playlist milikmu, agar aku bisa mengertimu, jadi kau tidak perlu berbicara." ia berbicara sendirian.

"Kau siapa?" tanyaku.

"Dean. Salam kenal, namaku Dean Samudra. Kau?" ia lalu mengulurkan tangannya.

"Ira." canggung dan hanya menatap tangannya yang mengulur.

"Ayo, temenan!" ia menarik tanganku paksa dan menggerak-gerakan seperti sedang berjabat tangan.

"Hah?!"

"Ohiya, tolong masukkan nomorku ke dalam kontak. Aku tak sabar ingin berbagi playlist lainnya milikku."
Share:

0 comments:

Post a Comment