Friday, July 12, 2019

Usai

"Halo?"
"Ya.. Ini siapa?"
"Juna.. Kamu lupa, Na?"

Sejenak.. Suaraku tercekat. Aku tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Ini terlalu tiba-tiba dan aku tidak memiliki persiapan apapun.

"Halo, Tsana? Kamu dengar suaraku?"
"Oh iya.. Ada apa, Jun?"
"Ketemu yuk.. Aku rindu, boleh?"

Ya.. Lelaki itu Juna. Sahabatku yang menghilang beberapa waktu lalu tiba-tiba kembali mengundang tanya. Suaranya yang beberapa tahun terakhir telah menjadi obat penenang di kala hatiku kacau, kini malah membuyarkan kewarasanku.

"Kenapa tiba-tiba datang, Jun?"

"Maaf telah membuatmu bingung. Aku butuh waktu untuk sendiri. Aku kira semuanya terlalu tiba-tiba. Perasaanku, perasaanmu, pertemanan kita yang perlahan berubah saling mencinta. Aku kira, semuanya salah."

"Ya, Jun. Semuanya salah. Kini kamu yang tengah menghubungiku juga suatu yang salah. Tidak seharusnya kamu melakukan ini. Semuanya telah berbeda. Dahulu kita memutuskan untuk meruntuhkan paksa batasan kita. Kini, setelah semuanya terasa jelas, ketika kamu tetiba menghilang batasan itu juga perlahan menghilang. Pertemanan kita tidak lagi berada dalam dinding kokoh yang pernah kita bangun tinggi-tinggi. Sekarang kita hanyalah dua asing yang saling mengenang. Kisah kita telah usai saat kamu memilih untuk berhenti."

"Tapi, Na..."

"Sudah ya, Jun. Aku putuskan sambungan teleponmu."

Share:

0 comments:

Post a Comment