Ini adalah suatu kebiasaan sejak kecil. Seperti anak-anak kecil perempuan pada umumnya, kami gemar menulis pada buku harian. Begitu pula dengan diriku, hingga hal tersebut terbawa sampai aku menjadi mahasiswa, dengan jurusan yang amat dekat dengan dunia sastra dan kepenulisan.
Aku menulis sebab tak semua manusia mau dan mampu memahami apa yang aku rasa. Aku menulis untuk meluapkan emosi kesedihan yang berlebihan, dan amarah yang pada akhirnya berubah menjadi tangis.
Tidak dapat dipungkiri, hampir seluruh objek dari semua karya berpusat pada para makhluk adam. Aku sangat bersyukur bisa mengenal mereka. Merasakan jatuh cinta, patah hati, kecewa, belajar hal baru dari setiap individu berbeda yang aku temukan pada setiap masanya.
Singkatnya karena itu. Kalau mau kujabarkan, bisa saja. Namun aku tak ingin semua orang mengetahui alasannya.
0 comments:
Post a Comment