"Coba lihat keluar, bintangnya terang banget."Waktu itu kamu bilang kepadaku untuk melihat ke luar jendela.
"Gelap. Gak ada apa-apa."Aku jujur pada waktu itu. Nyatanya aku tidak melihat apapun.
"Coba perhatiin baik-baik deh."Kamu terus memaksaku hingga aku menyanggupi kemauanmu. Aku menelisik ke dalam gelapnya malam, meraba ada apa dibaliknya, mengekori setiap jengkal hamparan langit yang dingin. Hingga mataku berhenti pada suatu titik yang bersinar. Sebuah bintang hadir, besar dan amat terang, memenangi gelap yang pada saat itu mendominasi.
"Aku lihat! Bintang yang cuma sendirian itu kan?"
"Tepat. Bintang yang istimewa bagiku.
Aku sudah buat permohonan. Cepat buat satu untukku sebelum bintangnya menghilang."Kamu berbicara lagi di seberang sana. Aku bisa merasakan di setiap penggalan kata yang kamu rapalkan, begitu mengidamkan.
Aku penasaran dengan apa yang kamu harapkan. Tetapi cukup tahu diri untuk tidak menanyakannya kepadamu.
"Ah ngapain... Itukan cuma bintang."Aku berbohong. Malam itu aku merapalkan satu permohonan, agar hatimu selalu untukku seorang.
Hening.......
Setelah itu, hanya terdengar suara dengkuran halusmu sebagai penutup malam kita.
-di tulis pada pertengahan tahun 2016
Namun pada akhirnya takdir berkehendak lain. Aku kalah sebab Tuhan nampaknya tak menginginkan cinta itu menetap.
Mau tau cerita akhirnya?
Sebulan setelah permohonan itu, kamu menghilang. Mungkin karena kamu telah menemukan bintang lain yang bisa memberikan lebih dari satu permohonan untukmu. Sebab do'aku kalah kuat dibanding do'a perempuan lain yang juga ingin memiliki hatimu.
0 comments:
Post a Comment